SKRIPSI, BUKANLAH MUSUH MAHASISWA, TAPI BAGIAN DARI PROSES PENDEWASAAN MAHASISWA

SKRIPSI, BUKANLAH MUSUH MAHASISWA, TAPI BAGIAN DARI PROSES PENDEWASAAN MAHASISWA
Sumber: https://www.adisumaryadi.com/blog/read/teknologi-informasi/214/30-ide-tugas-akhir-atau-skripsi-untuk-mahasiswa-jurusan-komputer-tahun-2017

Minggu, 9 September 2018
Skripsi, iya, kata sederhana yang cukup membuat sebagian mahasiswa ketakutan untuk menghadapinya. Pengertian skripsi dalam KBBI adalah karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya. Iya, dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa syarat setiap mahasiswa untuk mendapat gelar sarjana adalah harus mampu menyelesaikan skripsinya terlebih dahulu. 
Skripsi ini ibarat Ujian Nasional lah kalo di tingkat sekolah, penentu kelulusan siswa. Sama seperti skripsi, waktu mau menjelang Ujian Nasional dulu pasti kita juga merasa was-was, takut nilai jelek, tidak lulus sekolah, tidak dapat masuk perguruan tinggi. Tapi bedanya, kalo Ujian Nasional hari pelaksanaanya sama untuk seluruh siswa, siap tidak siap semua ujian pada waktu itu, sehingga kalo lulus dan wisuda dapat bersama-sama satu angkatan. Sedangkan Skripsi lain cerita, semua tergantung dari mahasiswanya sendiri. Seberapa cepat dia dapat menyelesaikan skripsinya, maka semakin cepat pula dapat dikatakan lulus dan mendapat gelar sarjana.
Kelulusan yang tidak pasti waktunya inilah yang membuat sebagian mahasiswa ketakutan dengan yang namanya skripsi. Karena memang banyak faktor yang mempengaruhi dalam pengerjaan skripsi itu. Faktor pertama tentunya dari mahasiswa sendiri, seberapa tekun dia mengerjakan skripsinya. Kedua, dipengaruhi oleh Dosen pembimbingnya, kadang mahasiswa sudah tekun, tapi kebetulan dapat dosen yang susah ditemui, akhirnya skripsi lama selesai. Selain kedua faktor itu informan juga sangat menentukan, karena ketika mahasiswa sudah tekun, dosen pembimbing juga mudah ditemui, tapi informan penelitian susah ditemui dan dimintai data. Kan akhirnya sama saja. Tiga aktor ini memang ibarat rantai yang melingkar, ketika satu membelot maka skripsi otomatis terhambat.
Menurutku sih skripsi itu bukan sekedar urusan akademis untuk syarat gelar sarjana saja. Tapi juga merupakan bagian dari proses pendewesaan kita. Karena memang banyak kejadian yang menuntut kedewasaan kita. Belum tentu mahasiswa yang IPKnya paling tinggi dapat selesai duluan. Kadang yang biasa-biasa saja justru selesai dulu. Bahkan orang tekun pun kadang kalah sama orang bejo. Ibaratnya semua sudah punya jalurnya masing-masing. Kita selaku hamba hanya wajib berusaha, hasil akhirnya biar urusan sang Pencipta. Waktu kelulusan itu niscaya datang, selama kita tetap mengerjakannya. Beda cerita kalo kita memang tidak mengerjakannya sama sekali. 
Tentu kalian pernah dibuat jengkel pada waktu mau bimbingan ke dosen pembimbing. Dosennya sulit ditemui, tiap hari sudah ke kampus nunggu dari pagi tapi tetap belum ketemu. Jengkel memang,tapi anggap saja itu sebagai media untuk melatih kesabaran kita. Tidak ada cara lain untuk mengatasi masalah tersebut selain mengarahkan cara berpikir kita ke hal-hal yang baik. Karena kalo kita jengkel dan akhirnya malas untuk menunggu dosen tentu skripsi kita juga tidak akan cepat selesai. Sabar itu memang berat, tapi kalo kita bisa melampanuinya tentu kita dapat dua manfaat. Skripsi akan cepet selesai, dan juga akan merubah akhlak kita lebih baik.

Proses pendewasaan lain saat mengerjakaan skripsi yaitu terkait tata krama kita, atau cara memposisikan diri kita, dan memahami karakter orang lain. Kita dituntut dapat memahami karakter setiap dosen pembimbing kita bagaimana cara bersikap yang disukai beliau dan lain sebagainya. Ini memang hal sepele sih, tapi tidak boleh dianggap mudah begitu saja. Ketika kita dapat memahami itu semua kita akan mudah selama proses bimbingan. Contoh kecilnya ketika kamu dapat dosen yang sukanya tepat waktu, kamu sudah janjian jam 10 bimbingan, tapi kamu datangnya jam 11. Tentu hal ini tidak disukai oleh dosen, karena dia juga orang yang sibuk, banyak hal yang harus dikerjakan, tidak hanya untuk ngurusin skripsimu saja. Kalo ini terjadi, jangan harap sekripsi selesai tepat waktu, karena kamu tidak bisa mendapatkan rasa empati dosenmu. Ini masalah tata krama kita,bagaimana cara memposisikan diri kita yang saat ini membutuhkan bimbingan dari dosen kita, guru kita. Bagaimanapun juga keikhlasan beliau selama membimbing juga akan berpengaruh pada ilmu kita akan bermanfaat atau tidak. Maka dari kita harus mampu membedakan cara bergaul ketika dengan sesama teman dan orang yang lebih tua dari kita, terlebih dengan guru kita.

Related Posts:

0 Response to "SKRIPSI, BUKANLAH MUSUH MAHASISWA, TAPI BAGIAN DARI PROSES PENDEWASAAN MAHASISWA"

Post a Comment