Januari Yang Berlari
Tiba-tiba Februari, sepertinya baru kemarin tahun baru. Perasaan yang mengusik di pagi hari tanggal 1 Februari. Iya, seolah hari berlalu begitu cepat dan begitu saja. Lantas apa benar saat ini hari berlalu begitu saja? Atau memang kita saja yang saat ini sering kali hanya sekedar datang secara jasad, dan jarang serta merta hadir secara hati dan fikiran di setiap moment kejadian.
Padahal ketika mencoba berefleksi sejenak, ternyata selama bulan Januari ini setidaknya ada 3 momen mayor yang saya lampaui. Pertama audit BPK di tanggal 9 Januari, yang persiapannya setidaknya memerlukan waktu 10 hari. Melampaui hari-hari dengan tidak tenang karena dipaksa menyiapkan dan merevisi berkas yang cukup banyak. Meskipun moment ini sudah bukan yang pertama kali, tapi setiap terulang tetap berdampak pada nafsu makan yang menurun.
Kemudian perjalanan mengitari tapal kuda mulai dari Jember, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi dan kembali ke Jember dengan rute kurang 300km dan 11 titik tempat pemberhentian tujuan Ziarah. Rute yang di tempuh sehari semalam hanya dua orang dan full yang nyetir motor. Cukup bangga dengan capaian perjalanan ini karena ternyata masih mampu berkendara rute jauh. Tidak habis pikir juga ternyata bisa menempuh rute ini, terutama bisa bisa sowan ke Maqbaroh KH. Asad Samsul Arifin Asembagus Situbondo. Karena selama ini jika membayangkan dengan rutinitas kerja kok sepertinya rute ingin cukup sebatas keinginan. Tapi memang bagi kaum santri terdapat kepercayaan/idiom sebesar apapun keinginan sowan/ziarah ke auliya kalau belum mendapat jatah undangan maka akan sulit sampai tujuan, jika memang mendapat jatah undangan maka sesibuk apa akan tetap sampai tujuan. Dan sepertinya saya sedikit mengamini idiom kepercayaan ini.
Sedangkan di akhir bulan, tiba-tiba melakukan perjalanan jauh lagi. Kali ini ziarah dengan rute mengitari Yogyakarta, dimulai dari Gunung kidul via ponorogo, Sleman, Bantul, Sukoharjo, dan di tutup di ziarah di ki Ageng Henis Surakarta. Rute kali ini setidaknya juga satu hari semalam dengan 13 titik lokasi ziarah, terutama Pesarean raja-raja Mataram di Girilaya dan Imogiri. Ini juga rute yang awalnya hanya ada di angan. Bahkan bulan kemarin saat ngobrol sama Sahabat Teguh hanya sebatas semoga dapat jatah kesempatan sowan mas.
Dan diluar kejadian mayor itu sebenarnya juga tetap berjibaku dengan rutinitas pekerjaan yang serba dinamis. Terjadi perubahan sistem yang cukup membutuhkan efforts untuk memastikan agar bisa terlaksana dengan baik. Lantas apakah masih layak jika beranggapan waktu berlalu begitu cepat dan begitu saja. Atau jangan-jangan memang saya yang kurang hadir di setiap moment tersebut.
Namun akhir-akhir ini kita memang tanpa sadar sudah sangat sering terdistraksi. Fokus kita sangat cepat beralih dari satu hal ke hal lain. Seperti saat kita sedang bermain medsos, dalam satu menit sering kali kita berhasil melihat 3-5 konten dengan topik yang berbeda-beda. Otak kita di paksa mencerna dengan cepat informasi baru yang berseliweran, dan sering kali kita tidak benar-benar paham atas informasinya yang hendak disampaikan oleh kontens tersebut yang pada akhirnya waktu terasa berjalan begitu saja. Maka kita perlu sering meluangkan waktu untuk melakukan refleksi atas apa yang sudah kita lalui dalam sehari. Memaknai hal-hal baik yang terjadi, dan mengambil pelajaran dari setiap kejadian.
Semoga kita tetap diberikan kesehatan dan diberikan waktu yang bermanfaat.
Bonus Foto Gemoy Bagi yang membaca
0 Response to "Januari Yang Berlari"
Post a Comment