Menuju Hidup Damai Tanpa Berfikir Berlebihan

 Menuju Hidup Damai Tanpa Berfikir Berlebihan



Setiap kita pasti sering kali merasa capek berfikir atau merasa telah melakukan proses berfikir yang berlebihan. Atau bahasa kerennya sekarang "Over thinking". Memikirkan segala sesuatu secara berlebihan, baik itu masa lalu, masa depan atau bahkan hal-hal yang membuatnya khawatir yang mana hal tersebut sebetulnya belum tentu akan terjadi. 

Lantas apakah salah ketika kita banyak berfikir? Bukankah itu bagian dari Sunatullah bahwa manusia sebagai makhluk yang dibekali akal memang harus berfikir terutama dalam mengelola kehidupan sebagai Khalifah dibumi? Dan bukankah kemampuan berfikir itu juga yang akhirnya membedakan tingkatan manusia dengan hewan dan tumbuhan sebagai sesama makhluk? 

Iya benar, memang kita secara naluri tidak akan bisa lepas dari berfikir, entah apapun yang kita pikirkan. Minimal saat jam 9 atau 10 pagi kita sering kali sudah bingung berfikir nanti siang saat jam istirahat ingin makan apa, padahal menu sarapan pagi baru satu dua jam di proses oleh sistem pencernaan. Alhasil kita sering buka aplikasi go food untuk mencari referensi menu makanan yang menarik di hari itu. Bahkan segala kemajuan yang ada saat ini juga tidak lepas dari hasil proses berfikir para ahli dalam melakukan inovasi guna kemajuan peradaban manusia.

Namun yang seringkali tidak kita sadari adalah porsi berfikir yang berlebihan dan kurang tepat. Terlalu memikirkan banyak hal keburukan-keburukan yang mungkin akan terjadi di hari esok. Seolah-olah kita tidak percaya dengan takdir kehidupan bahwa hari esok akan lebih baik dari hari ini. Berfikir berlebihan ini bukanlah hal yang baik, selain kita mencampuri ranah Tuhan selaku yang berwenang dalam membuat alur cerita setiap kejadian bagi makhluk Nya padahal tugas kita hanya ikhtiar dan berdoa sesuai kemampuan. Berfikir berlebihan juga menjadikan kita tidak produktif karena tidak bisa fokus atas apa yang sebenarnya harus kita lakukan saat ini dengan sebaik mungkin. Dan juga seringkali justru membuat kita sering kecewa ketika apa yang kita pikirkan atau persiapkan tidak sesuai dengan kenyataan.

Mengenai permasalahan over thinking tersebut yang saat ini semakin banyak dialami oleh setiap orang padahal sering kali justru membawa dampak negatif secara psikis dibandingkan dengan munculnya ide solusi dari setiap masalah yang coba dipikirkan. Maka buku "Hidup Damai Tanpa  Berfikir Berlebihan" karya Dokter Tsuneko Nakamura seorang psikiater dari Jepang menarik sebagai bahan bacaan. Buku yang membagikan pengalamannya menjadi seorang psikiater yang telah ditekuni kurang lebih 70 tahun.

Saat pertama kali membuka paketan buku ini sekilas berfikir sejenak kalau buku ini secara judul sedikit menyebalkan. "Hidup Damai Tanpa Berfikir Berlebihan" sekilas , mengajak kita untuk sedikit lebih santai dalam menjalani kehidupan tanpa harus berfikir yang berlebihan. Tapi prosesnya kok harus membaca buku kurang lebih 100 halaman, bukahkan itu berarti harus memahami isi bukunya dan ada proses merenung serta berfikir didalamnya sebelum akhirnya bisa menjalani. Ah sudah, faktanya memang buku karya Dokter Tsuneko ini cukup ringan penjelasannya dan bisa menjadi penunjuk jalan menuju hidup yang lebih balance dalam mengompromikan antara keinginan dan kenyataan yang sering kali bertolak belakang dengan mengelola pola pikir kita jangan sampai berlebihan. 

Beberapa point' menarik dalam buku ini diantaranya sebagai berikut:

1. Orientasi bekerja sekedar untuk mencari uang
Orientasi tersebut tidaklah salah, karena kebutuhan dasar kita memang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Bahkan dalam teori hirarki kebutuhan Maslow juga di jelaskan bahwa kebutuhan pertama manusia yaitu kebutuhan fisiologis (bertahan hidup) seperti makanan, minuman, sandang dan papan. Kalau kebutuhan dasar ini sudah terpenuhi baru bisa naik tingkat ke kebutuhan selanjutnya dan boleh bekerja dengan orientasi passion, kesesuaian pendidikan atau semacamnya. Maka untuk setiap orang yang saat ini merasa bekerja sekedar untuk menyambung hidup hari esok janganlah merasa kecil hati. Itu tetap lebih baik dari pada kita tidak bekerja dan menyusahkan orang lain.

2. Pentingnya menjaga hubungan sesama manusia di tempat kerja
Percayalah, ketika kita atau siapapun merasa ingin resign dari pekerjaan dengan alasan tidak nyaman atau beban kerja terlalu berat. Sebenarnya bisa jadi faktor utamanya adalah hubungan antara sesama didalamnya yang kurang sehat atau terlalu banyak konflik. Karena setiap pekerjaan sebenarnya masih bisa di pelajari, sedangkan hubungan sesama seringkali bergerak begitu dinamis. Maka penting bagi kita untuk menekan ego pribadi agar hubungan sesama tetap baik dan suasana kerja menjadi nyaman. Adakalanya kita hanya perlu sedikit melanjutkan pekerjaan tanpa harus memperumit masalah yang sebenarnya tidak terlalu urgent untuk diperbesar. Saling menekan ego dan mencari alternatif solusi menjadi hal yang lebih penting di lingkungan kerja.

3. Jangan habiskan energi untuk mengubah orang. Gunakan energi untuk berfikir "apa yang harus dilakukan agar bisa menjalani hidup dengan nyaman"
Tanpa sadar, hal yang sering kali membuat kita berpikir berlebihan yaitu khawatir akan penilaian orang terhadap kita atau merasa tidak nyaman dengan rekan kerja yang tidak sejalan dengan pola pikir kita. Percayalah, kebiasaan berfikir demikian sungguh mengurus energi dan tidak jelas hasil dampaknya. Karena bagaimanapun orang lain sejatinya diluar kontrol kendali kita. Setiap orang memiliki persepsi berbeda beda atas suatu hal. Pada akhirnya kemanapun kita pergi dari satu tempat kerja ke tempat yang lain, tidak akan ada lingkungan yang 100% yang sesuai dengan keinginan kita. Maka dari itu lebih baik kita fokus membuat diri merasa nyaman ditempat kerja dan jika terpaksa tidak cocok dengan orang cukup menjalin hubungan seperlunya saja tanpa harus menonjolkan sikap tidak cocok yang dapat menyinggung satu sama lain yang justru akan berdampak pada kondisi kerja yang tidak nyaman.

4. Pentingnya keberadaan teman bicara
Memiliki teman bicara dan diskusi yang baik merupakan salah satu kunci menjaga kewarasan. Terlebih teman bicara yang bisa mengungkapkan kelemahan dan kejujuran. Tidak semua teman layak mendengar cerita ataupun rencana kita. Karena tidak semuanya mampu menjadi pendengar ataupun suport sistem yang baik dari apa yang kita bicarakan. Maka pastikan memiliki teman bicara yang jujur. Karena pada kenyataannya, disaat terpuruk kita tidak berharap berlebihan dari seorang teman untuk membantu menyelesaikan masalah. Cukup saling berbagi cerita tanpa menghakimi apalagi menyebarkan kondisi kita keorang lain sudah lebih dari cukup.

5. Hidup tidak selalu berjalan sesuai yang direncanakan, untuk itu jangan merencanakan secara detail
Seringkali kita membuat rencana target kehidupan dengan detail, setiap awal tahun selalu membuat resolusi keinginan yang akan dicapai satu tahun kedepan dan sebagainya. Memang tidak 100% salah juga kebiasaan tersebut karena sebagai manusia kita diperintahkan untuk ikhtiar atas apa yang kita inginkan. Tetapi disisi lain ada juga konsep takdir yang sudah ditentukan dan pasti kejadian. Maka kita perlu membuat jembatan antara keduanya agar tetap bisa menjalani kehidupan dengan seimbangan. Karena faktanya seringkali kehidupan berjalan diluar keinginan kita, kita ingin berkerja di bidang A, ternyata takdir menjerumuskan kita berkerja di bidang B yang tidak kita kuasai sebelumnya. Kita perlu memiliki ruang fleksibel disetiap hal yang sedang di rencanakan agar ketika alur tidak sesuai dengan keinginan kita masih bisa segera beradaptasi dan menyusun alternatif solusi  rencana berikutnya. Sifat ngotot atas rencana yang sejak awal kita buat justru akan membuat kita berfikiran sempit dan akan memunculkan penderitaan karena merasa gagal mencapai sesuatu sesuai keinginan kita.


Masih banyak lagi konsep-konsep kehidupan yang sebenarnya dijelaskan oleh dokter Tsuneko untuk menuju hidup damai tanpa berfikir berlebihan dalam bukunya. Namun terlepas dari konsep-konsep yang sudah dijelaskan tersebut pada akhirnya semuanya hanyalah konsep umum yang belum tentu manjur ketika diterapkan oleh semua orang. Hal ini tidak terlepas dari setiap individu manusia yang memiliki keunikan sendiri dalam merespon hal sekitar. Faktor pola asuh, pendidikan dan sebagainya juga mempengaruhi tumbuh kembang pola pikir setiap orang. Maka terus belajar dan membaca menjadi salah satu langkah yang perlu terus kita upayakan agar dengan berjalannya waktu kita bisa semakin bijaksana dalam menyikapi setiap masalah.



Teka-Teki Silang Berhadiah, untuk yang gabut bisa jawab di kolom komentar & tinggalkan nomor




Mendatar

1.     1. Saya muncul di malam-malam akhir ramadhan

        2. Buah yang identik dengan bulan Ramadhan

        3. Hal yang selalu dicari di awal dan akhir Ramadhan

Menurun

 1. Hal yang hanya ada di malam bulan Ramadhan

 2. Saya lebih afdhol dilakukan pagi hari sebelum shalat id
















Related Posts:

0 Response to "Menuju Hidup Damai Tanpa Berfikir Berlebihan "

Post a Comment