Merawat Keyakinan : Update Level Kepasrahan
Blitar, Jumat 26 Juli 2024
Semakin bertambah usia sering kali kita merasa hidup semakin berat. Banyak hal yang sepertinya menuntut untuk kita fikirkan dan persiapkan. Mulai dari biaya hidup sehari-hari, biaya listrik, anak sekolah atau bahkan memikirkan nanti siang enaknya makan apa padahal jam dinding tempat kerja baru menunjukkan pukul 09.00 pagi.
Beban bayang-bayang pikiran tersebut sangat jauh berbeda jika di bandingkan saat masih usia anak-anak atau usia sekolah. Hal paling berat saat usia anak-anak hanyalah saat di suruh tidur siang ataupun cari cara menyelinap masuk rumah saat habis main bola agar tidak dimarahi bapak karena biasanya acara bubar nunggu menjelang adzan magrib. Usia-usia yang sangat mudah untuk merasa senang, bahkan sekedar jam kosong pelajaran pun sangat menyenangkan.
Sekilas kebanyakan kita memang langsung keberatan dengan perbandingan kehidupan usia dewasa dengan anak-anak tersebut. Bagaimana mungkin membandingkan usia dewasa yang penuh tuntutan tanggungjawab dengan usia anak-anak yang masih dunia main dan belajar? Tetapi bukankah setelah menempuh pendidikan sekian tahun mempelajari sejarah, agama, ekonomi, dan ilmu-ilmu lain seharusnya kita sudah punya bekal dan siap menyambut tuntutan usia dewasa. Atau jangan-jangan ada yang salah dengan cara pandang kita terhadap kehidupan dewasa. Bertambahnya ilmu yang seharusnya memudahkan kita dalam menjalani dan memaknai hidup justru memberikan ke khawatiran berlebih akan gagalnya capaian hari esok.
Memang benar, kehidupan usia dewasa cukup rumit dan banyak hal yang perlu di pertimbangkan sebelum memgambil tindakan. Cuman ada hal dasar yang membedakan anak-anak dan orang dewasa dalam memandang hari esok. Ketika masih kecil, kita tidak pernah takut menyambut hari esok. Kita selalu yakin kalau besok akan menyenangkan dan ada semesta yang selalu siap membantu saat kesulitan. Berbeda saat kita dewasa yang sering kali menganggap semesta tidak adil dengan kita dan menganggapnya sebagai lawan.
Jika kita mampu mencapai level pasrah hanya ketika merasa ada pihak lain yang mampu menjamin keselamatan kita seperti dua contoh di atas pihak yang menjadi tumpuan sandaran adalah masinis dan bos. Lantas apakah kita kurang yakin dengan Allah yang Maha Segalanya sebagai tempat bersandar kok terus-terusan merasa khawatir akan hari esok? Maka update level kepasrahan dari kebiasaan pasrah kepada sesama makhluk menuju kepasrahan kepasa Sang Pencipta merupakan hal yang perlu dan wajib untuk terus diupayakan.
0 Response to "Merawat Keyakinan : Update Level Kepasrahan"
Post a Comment