Tasbih Perjalanan

Tasbih Perjalanan


Jember, 18 Agustus 2024

Jember, alhamdulillah untuk kesekian kalinya  bisa berkunjung kembali. Kota yang cukup mewarnai tumbuh kembang saya menyelami  ilmu pengetahuan umum maupun rohani. Berawal dari pesan masuk satu mingguan yang lalu. 

"Mas, Kulo wonten rencana ajenge sowan tg jember, kinten² sampean ajenge tumut pindah nopo mboten?"

Pesan masuk yang tidak bisa di abaikan begitu saja, terlebih setelah tau rencana tanggal berangkatnya dan di perkuat dengan rencana motorannya. Tentu tawaran yang menarik karena bisa ikut sekalian sowan ke Kyai Nafi Pondok Raden Rahmat Sunan Ampel Ds. Antirogo Jember. Sekalian nostalgia dan uji kekuatan apa masih mampu menyusuri jalan 240km Blitar-Jember naik motor yang sekitar 5 tahun lalu sepertinya mudah dan aman-aman saja meskipun sendirian. Kesimpulan semalam setelah sampai jember naik motor dan lebih banyak di bonceng, semisal lain waktu ke jember lagi dan sendirian memang lebih bijak naik kendaraan umum saja. Wkwkwkwk. 

Kesempatan bisa ikut sowan Kyai Nafi memang lebih dominan menjadi alasan berangkat ke jember. Kalau tidak salah sudah cukup lama tidak sowan beliau, lebih dari satu tahun yang lalu. Bahkan saat akhir tahun beliau WA memberi kabar rutinan ke Blitar justru tidak bisa hadir karena ada keperluan ke Malang. Maka rindu atas dawuh-dawuh beliau dan juga pesan atau sentilan tersirat beliau yang seringkali sesuai dengan keluh kesah yang kita rasakan sudah kian menumpuk dan perlu segera di realisasikan. Pesan-pesan yang selalu beliau sampaikan dengan penuh ke tawadhuan, sehingga membuat siapa saja yang mendengar dapat menerima dengan lapang dada. 

Pesan yang sering beliau ulangi disetiap pertemuan yaitu pentingnya menjaga keistiqomahan dzikir thoriqoh dimanapun kita berada. Dan membentengi atau mengimbangi thoriqoh dengan syariat yang kuat karena keduanya memang tidak bisa di pisahkan sebagai pondasi dalam beragama. 

Keistiqomahan mengamalkan keduanya nantinya akan menumbuhkan perasaan atau keyakinan bahwa seluruh alam ini adalah kepunyaan-Nya. Sehingga ketika kita di tempatkan di lingkungan seperti apapun, baik jauh secara geografi ataupun rawan secara kehidupan sosial maka kita tetap merasa baik-baik saja karena sudah tumbuh keyakinan bahwa di belahan bumi manapun semua dalam pengawasan-Nya selaku pemilik alam jagat raya ini.

Keistiqomahan dalam berdzikir juga akan menjaga kita dari tindakan-tindakan maksiat. Karena secara tidak sadar kita akan memiliki rem di alam bawah sadar ketika ingin melakukan perbuatan tersebut. Pada prakteknya dalam keseharian kita memang sulit terlepas dari hal-hal maksiat, terlebih maksiat kecil seperti menggunjing sesama yang tanpa sadar sering kita lakukan ketika ngobrol dengan teman lain. Ibarat menggunjing itu adalah debu kotor, maka dzikir ibarat proses menyapu debu tersebut yang perlu terus kita lakukan secara berkala agar hati bisa kembali bersih. 

Pesan selanjutnya yang di sampaikan pada kesempatan kali ini yaitu tentang pentingnya menjaga niat di setiap tindakan kita. Ketika semuanya sudah di niatkan Lillahita'ala (Karena Allah) maka setiap jalan akan di mudahkan. Hal-hal yang sebelumnya seperti tidak mungkin terjadi, akan ada jalannya sendiri. Karena bagaimana pun juga ketika kita sudah menggunakan rumus Lillahita'ala, maka yang bergerak itu sudah bukan lagi nafsu kita melainkan kehendak Allah. Tentu semuanya begitu mudah bagi Allah selaku pemilik jagat raya ini, dan apa yang menjadi ketentuan-Nya jauh lebih baik dari pada yang direncanakan atau di inginkan oleh kita selaku hambanya yang serba terbatas.

Le, di kurangi ke-"aku"-an dalam hati, kita ini bukan siapa-siapa. Jangan pernah menyombongkan apapun yang saat ini kita miliki. Jangan sampai merasa miliki Allah, tetapi kitalah yang dimiliki Allah. Semuanya milik-Nya, lebih baik jika kita pasrahkan semuanya pada-Nya. Semuanya akan kembali kepada sang pemilik. Ditata lagi niatnya. Ditata lagi niatnya. Semoga niat baik sampean semua bisa di ijabahi. 

"Nggeh Kyai", kata-kata yang lebih sering keluar selama sowan kebeliau. Semoga kami semua bisa mengingat dan mengamalkan pesan njenengan.

Related Posts:

0 Response to "Tasbih Perjalanan"

Post a Comment