Sampah Plastik
Blitar, 22 Desember 2024
Kita semua pasti sudah tau bahwa plastik termasuk sampah yang sulit terurai di alam. Butuh waktu sekitar 12 tahun untuk kantong plastik terurai di alam, dan jenis plastik yang lebih tebal tentu membutuhkan waktu yang lebih lama lagi. Sejak masa sekolah dasar tentu pemahaman tentang sampah plastik yang cenderung merugikan alam ini sudah pernah kita dapat. Bahkan pemahaman tentang 3 metode yang populer untuk pengelolaan sampah mulai dari reduce (mengurangi) , reuse (menggunakan kembali) , dan recycle (mendaur ulang) juga sudah pernah kita dengar.
Pasca pemahaman yang sudah pernah kita terima tentang dampak negatif sampah plastik. Lantas dalam beberapa tahun terakhir apakah penggunanaan plastik dalam kehidupan sehari-hari dapat berkurang? Sepertinya tidak, yang ada justru semakin banyak produk plastik baru bermunculan dan mampu memaksa kita untuk menjadi penggunanya.
Saat ini kita memang sangat terbiasa dengan penggunaan kantong plastik atau kotak makanan plastik dan sejenisnya. Seingat saya dulu waktu kecil, setiap orang pergi ke pasar selalu membawa tas plastik anyaman warna-warni yang kadang warnanya sudah sulit dibedakan antara hijau dan biru saking seringnya digunakan. Dulu memang kebiasaan para pedagang dipasar tidak semuanya menyediakan kantong plastik. Bahkan sebagian penjual bumbu dapur hanya di bungkus kertas koran bekas atau kertas bekas soal ujian anak-anak sekolah. Makanya setiap orang saat belanja selalu membawa tas plastik atau sejenisnya untuk wadah semua barang belanjaannya. Sedangkan sekarang kondisinya sudah berbeda, sebagian penjual sayur keliling sudah mewadahi bumbu-bumbu dapur dengan kantong plastik kecil. Dan setiap beli apapun ditoko atau di kios pasar selalu dikasih kantong plastik meskipun yang kita beli hanya sekedar satu barang kecil saja.
Bahkan variasi ukuran plastikpun juga semakin beragam, plastik sebesar cup es teh saja sekarang ada. Tentu ukuran kantong plastik sebesar cup es teh itu di rumah tidak mungkin kita gunakan lagi karena tidak selalu sesuai untuk menyimpan barang yang cukup besar. Artinya plastik tersebut kemungkinan cuman sekali pakai dan akhirnya menjadi limbah lingkungan. Dengan banyaknya bermunculan kios-kios es teh dengan berbagai merk saat ini tentu setiap hari banyak juga sampah plastik dihasilkan yang kemudian menjadi limbah lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Kebiasaan lain yang juga mulai berubah yaitu munculnya pedagang-pedagang nasi yang dibungkus dengan box kotak plastik. Pada perjalannya nasi bungkus dulu dibungkus dengan daun pisang atau jati, kemudian kertas minyak, plastik mika dan sekarang sudah mulai banyak pakai box plastik atau bahkan styrofoam.
Memang benar, menghapuskan plastik dari benda yang kita gunakan dalam keseharian kelihatannya terlalu sulit. Karena tetap ada manfaat yang ditimbulkan dari keberadaan beberapa produk dari plastik. Secara bisnis pun akan tetap berjalan, akan ada saja perusahaan-perusahaan produsen pabrik baru yang bermunculan dan entah bagaimana selalu punya cara meyakinkan kita untuk memakai produknya. Bahkan beberapa waktu terakhir ada dua perusahaan air mineral yang campaingnya saling menyerang dari segi kualitas galonnya yang dipakai. Satunya di isukan produknya tidak free BPA atau senyawa pembentuk plastik yang bahaya untuk tubuh. Satunya mengklaim galonnya sudah free BPA dan menonjolkan galonnya terjamin selalu bagus karena hanya sekali pakai. Bukankah galon sekali pakai artinya semakin banyak sampah plastik baru setiap harinya. Nyatanya kebanyakan masyarakat kita sekarang lebih mencari galon air minum yang sekali pakai tersebut. Terlepas dari campaing kedua perusahaan dalam menonjolkan keunggulan produknya, namun keduanya sebetulnya tetap sama-sama penyumbang limbah plastik untuk lingkungan.
Pada akhirnya untuk mengendalikan pertumbuhan sampah plastik yang merugikan lingkungan yang juga akan berdampak pada kehidupan manusia kedepan perlu melibatkan peran kita semua. Masing-masing kita perlu mengambil peran sesuai kemampuannya sendiri-sendiri dalam mengendalikan penggunaan plastik dari 3 cara yang sudah di sebutkan di atas reduce (mengurangi) , reuse (menggunakan kembali) , dan recycle (mendaur ulang) juga sudah pernah kita dengar. Reduce (mengurangi) dapat kita mulai dengan selalu membawa tas belanja sendiri saat mau belanja bulanan toh sekarang sudah banyak yang jual tas belanja dengan desain yang menarik. Reuse (menggunakan kembali), kita perlu mulai terbiasa dan menganggap wajar penggunaan kembali box kotak plastik yang kita peroleh saat beli nasi kotak atau salad buah yang sekarang selalu menggunakannya. Memang pemakaian ulang box plastik tidak mungkin diterapkan oleh pedagang untuk kembali menjual produknya karena kita selaku pembeli pasti ingin mendapat yang baru bukan bekas orang lain, tetapi kalau kita pakai sendiri sepertinya masih memungkinkan. Terlebih box plastik tersebut memiliki label kode plastik segitiga 5 atau PP yang artinya produk plastik yang paling aman digunakan untuk makanan dan dapat digunakan beberapa kali. Recyle (mendaur ulang), kalau saat ini yang mulai bermunculan yaitu menggunakan galon bekas air minum untuk media tanaman atau tempat ternak ikan.
Kesadaran dalam menggunakan plastik pada kehidupan sehari-hari merupakan bagian hablum minal alam (hubungan manusia dengan alam) yang perlu terus kita upayakan. Semakin selaras hidup kita dengan alam, maka semakin lama kita bisa bertempat tinggal di bumi ini dengan baik.
0 Response to " Sampah Plastik"
Post a Comment