Contoh TOR Diskusi Tema "Rupiah Melemah, Siapa Bersalah"
Sumber Gambar: http://roscoradio.co.id/8640/rupiah-melemah-ini-tweet-netizen-yang-malah-bikin-baper.html
1.
Materi : Rupiah melemah, siapa bersalah ?
2.
Latar
belakang
Fenomena lemahnya kurs rupiah terhadap dolar Amerika
Serikat (AS) belakangan menarik untuk diikuti. Dalam perdagangan internasional,
kurs mata uang dapat dimaknai sebagai perbandingan nilai antar mata uang.
Setiap negara pasti menginginkan nilai mata uangnya stabil terhadap mata uang
negara lain, tak terkecuali Indonesia. Namun, untuk mencapai hal tersebut tidak
semudah membalikkan telapak tangan karena kuat atau lemahnya nilai tukar mata
uang tidak hanya ditentukan oleh kondisi dan kebijakan ekonomi di dalam negeri,
tetapi juga kondisi perekonomian negara lain yang menjadi mitra dagangnya serta
kondisi non-ekonomi seperti keamanan dan kondisi politik. Nilai kurs dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan.
Oleh karena itu, muncullah istilah apresiasi dan depresiasi. Apresiasi adalah
menguatnya nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain yang
ditentukan oleh mekanisme pasar, sedangkan depresiasi adalah melemahnya nilai
mata uang suatu negara terhadap negara lain yang ditentukan oleh mekanisme
pasar.
Saat ini, terjadi fenomena kurs rupiah terhadap dolar AS
yang sudah sepatutnya kita kaji penyebabnya. Terdepresiasinya nilai rupiah
terhadap dolar AS memang bukan hal yang baru dalam sejarah kurs rupiah. Namun,
yang membuat fenomenal adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar sudah mencapai
14 ribuan. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, pemerintah telah bekerjasama
dengan Bank Indonesia untuk menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap asing
yang dampaknya akan dapat terlihat langsung maupun tidak. Selain nilai
rupiah yang dianggap sudah tidak wajar, kurun waktu melemahnya pun patut
diperhatikan.
Penyebab
Pemulihan ekonomi AS pasca krisis 2008 membuat The
Fed atau Bank Sentral Amerika menghembuskan rencana tapering off atau pemangkasan quantitative
easing yang biasa disebut stimulus ekonomi. Rencana yang dikemukakan
Gubernur The Fed Ben Bernanke sejak Mei 2013 itu menjadi awal melemahnya mata
uang global terhadap dolar AS karena suplai dolar akan berkurang. Nilai tukar
rupiah dan indeks harga saham gabungan mulai berfluktuasi tajam ketika The Fed
mewacanakan pengurangan pembuatan obligasi pada Mei 2013. Muncul kekhawatiran
pemulihan ekonomi di AS akan berdampak pada kembalinya modal dan mempengaruhi
pasar keuangan dunia. Rupiah terus bergerak hingga menembus level Rp 14 ribu. Pemulihan
ekonomi AS yang diikuti dengan pemotongan stimulus oleh The Fed berdampak pada
menguatnya dolar terhadap hampir seluruh mata uang dunia. Bila dibandingkan
dengan mata uang lainnya, kondisi rupiah yang anjlok hingga 9,6 % dalam enam
bulan terakhir bukanlah yang terburuk, meski juga tidak menggembirakan. Pelemahan
mata uang dunia terhadap dolar AS membuat permintaan barang komoditas menurun.
Akibatnya, harga komoditas yang menjadi andalan ekspor Indonesia anjlok, dan
berdampak pada neraca perdagangan yang pada akhirnya memperburuk pelemahan
rupiah. Pelemahan rupiah juga ikut didorong oleh menurunnya kinerja ekspor
Indonesia dalam empat tahun terakhir. Ketika rupiah melemah, seharusnya ekspor
mengalami kenaikan. Namun karena produk ekspor Indonesia didominasi barang
komoditas yang harga dan permintaannya sedang anjlok, maka kontribusi terhadap
neraca perdagangan tidak signifikan, sehingga mendorong pelemahan rupiah. Tidak
hanya itu saja, ekspor Indonesia yang didominasi ke negara Cina juga menjadi
alasan kenapa ekspor negara kita menurun karena adanya devaluasi Yuan yang
sedang melanda Cina. Sementara dibalik devaluasi Yuan itu sendiri, terdapat
kepentingan politik dalam ekonomi yang akan membawa kita pada keberadaan IMF. Sejak
enam tahun terakhir impor barang modal dan konsumsi melonjak sehingga menekan
neraca perdagangan indonesia. Hal ini ikut mendorong pelemahan rupiah terhadap
dollar yang terjadi sejak 2013, meski terjadi penurunan impor pada satu tahun
terakhir, hal ini tidak cukup signifikan untuk menahan laju pelemahan rupiah,
semntara kita sebagai warga negara Indonesia terlalu cinta mengkonsumsi barang
yang tak dalam negeri. Neraca perdagangan Indonesia juga terus merosot dalam
tiga tahun terakhir. Penurunan ini terlihan dari data Bank Indonesia yang
mencatat aktivitas ekspor impor secara FOB dan Kementerian Perdagangan yang
melaporkan aktivitas perdagangan secara keseluruhan. Penurunan neraca ini
terjadi sering melemahnya pasar komoditas dunia akibat menurunnya permintaan
global. Selain dipicu oleh faktor eksternal, pelemahan ini juga disebabkan oleh
defisit transaksi berjalan mulai terjadi sejak 2012. Kendati sudah berupaya,
pemerintahan SBY tidak mampu membalik defisit neraca transaksi berjalan menjadi
surplus.
Akibat
Dampak dari melemahnya rupiah terhadap dolar AS juga
mulai dirasakan. Mulai dari menaiknya gaji dalam bentuk dolar AS menjadi
meningkat, ada jugadampak yang langsung terasa saat kurs rupiah melemah adalah
kenaikan harga barang-barang impor. Sebagian besar perdagangan luar negeri
Indonesia dijalankan dengan perantaraan dolar AS, sehingga mahalnya dolar AS
akan membuat harga barang impor juga makin mahal, semakin memberatkannya hutang
negara dan swasta. Selain dampak negatif yang banyak dirasakan karena pelemahan
rupiah ini saja juga dampak positifnya dirasakan oleh sektor industri
pariwisata karena sebagian besar wisatawan jadi lebih memilih pariwisata
domestik.
Secara
keseluruhan, dampak melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS ini lebih banyak
negatifnya dibandingkan positifnya. Dalam teorinya, depresiasi menjadikan harga
produk relatif lebih murah bagi negara lain. Sebagai ilustrasi, 1 dolar AS
setara dengan Rp10.000,00 dan 10 butir kelereng berharga Rp10.000,00. Kemudian,
rupiah terdepresiasi oleh dolar AS sehingga 1 dolar AS sama dengan
Rp11.000,000. Dengan demikian, jika pedagang kelereng di AS mengimpor kelereng,
dengan mengeluarkan satu dolar pedagang tersebut dapat memperoleh lebih banyak
kelereng. Berdasarkan ilustrasi di atas dapat disimpulkan bahwa dengan
terdepresiasinya nilai rupiah terdapat peluang harga produk ekspor Indonesia
menjadi lebih kompetitif sehingga dapat meningkatkan pendapatan dari sektor ekspor.
Namun kenyataannya, dampak tersebut belum terlalu berpengaruh bagi Indonesia.
Nilai ekspor Indonesia sejak terdepresiasinya nilai rupiah terhadap dolar AS
belum mengalami peningkatan secara signifikan, bahkan sempat mengalami
penurunan pada November 2014 dan Januari 2015. Turunnya permintaan harga
barang-barang komuditas di pasar internasional disinyalir menjadi penyebab
nilai ekspor Indonesia tidak kunjung membaik, terlebih lagi kontribusi sektor
produk komuditas Indonesia cukup besar.
Simpulan
dan Saran
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata AS ini di
pengaruhi oleh dua faktor, yaitu internal dan eksternal. Timbulnya faktor
eksternal tersebut dipengaruhi karena semakin kuatnya perekonomian AS sendiri
sehingga menimbulkan semakin kuatnya nilai mata uang dolar yang berimbas juga
pada perekonomian internasional dan nilai mata uang di Dunia. Dalam hal ini
pemerintah seharusnya memberikan kebijakan yang dapat menstabilkan mata uang
rupiah lagi. Dengan menaikan suku bunga acuan juga dinilai jurus paling ampuh
untuk mengatasi pelemahan rupiah oleh BI. Amerika juga akan menaikkan FFR
seiring dengan semakin membaiknya perekonomian Amerika sehingga menyebabkan
banyaknya peralihan asset investasi ke Amerika yang lebih dianggap
menguntungkan. Selain dari sisi moneter, pemerintah juga dapat melakukan
intervenssi dalam bidang fiskal dengan mengurangi defisit anggaran. Meskipun faktor dari luar
lebih dominan dalam melemahnya kurs rupiah terhadap dolar ini, pemerintah juga
harus segera mencari solusi bagaimana mengatasi defisit pada pendapatan primer
Indonesia. Besarnya jumlah investor asing sebesar 64% dan 50% dalam menguasai
pasar saham dan reksadana di Indonesia harus segera diminimalkan. Pemerintah
juga dapat melakukan capital control secara ketat. Capital control dapat diartikan sebagai
usaha pemerintah dalam mengendalikan aliran modal, baik yang masuk, maupun
keluar. Hal ini perlu dilakukan karena saat ini aliran keluar masuk modal sangat
bebas dan lebih banyak digunakan oleh investor asing untuk memanfaatkan
keuntungan dari berinvestasi di Indonesia. Namun, seperti apapun kebijakan yang
dibuat, harus didukung dengan kapasitas lembaga yang mumpuni. Entah negara
kita akan menyelematkannya dengan menaikkan investasi ataukah dengan
memproteksi UKMK dan pedagang kecil lainnya yang sangat besar kemungkinan
mereka adalah sumber kekuatan negara kita. Tidak ada yang bisa dipersalahkan dalam
melemahnya rupiah dengan dolar, karena banyak pihak yang juga ikut berkecimpung
dalam melemahkan nilai rupiah, termasuk kita sebagai mahasiswa. Jika kita terus
menerus menjadi mahasiswa yang berkonsumtif tinggi terhadap produk – produk
yang bukan dalam negeri, kita juga bisa disebut sebagai salah satu orang yang
menyebabkan nilai rupiah melemah.
3.
Acuan
Dalam penyampaian materi Rupiah melemah,
Siapa bersalah?, pembicara diharapkan memperhatikan beberapa batasan dalam
penyampaian materi, terkait dengan kesinergisan materi, yaitu sebagai berikut :
1) Pembicara diharapkan dapat memberikan pembahasan
mengenai latar belakang melemahnya nilai kurs rupiah beserta penyebab dan aktor
mana saja yang berperan dalam pelemahan nilai mata uang rupiah.
2) Pembicara diharapkan membahas mengenai
alternatif kebijakan yang dapat diambil untuk mengatasi pelemahan nilai mata
uang rupiah secara teoritis maupun praksis.
4.
Indikator Keluaran
Indikator
keluaran yang diharapkan dapat muncul stelah adanya materi ini adalah peserta
dapat memiliki pemahaman yang baik mengenai latar belakang, penyebab dan aktor
dalam pelemahan nilai mata uang rupiah. Peserta juga diharapkan memberikan
sumbangsih solusi dalam mengatasi masalah pelemahan nilai mata uang rupiah.
0 Response to "Contoh TOR Diskusi Tema "Rupiah Melemah, Siapa Bersalah""
Post a Comment